Friksi Ganjar – Puan – Ketua DPP PDIP , Puan Maharani , baru saja menyindir Gubernur asal Jawa Tengah , Ganjar Pranowo. Puan menyebut jika seorang pemimpin seharusnya lebih banyak berada di tengah-tengah masyarakat. Sindiran ini ia katakan secara langsung di hadapan kader PDIP Jawa tengah itu.
Hal ini sontak menjadi pembicaraan politik. Pertama , kedua pihak berada dalam payung partai politik yang sama yakni PDIP. Kedua , berada dalam payung partai politik yang sama yakni PDIP.
Menurut pengamat politik dari UNJ , Ubedillah Badrun , ia menilai kritik tajam yang diucapkan oleh Puan kepada Ganjar tak lepas dari persaingan menuju Pilpres 2024. Ganjar memiliki elektabilitas yang lebih tinggi ketimbang Puan.
Kritik ini juga semakin viral dan sempat direspon banyak masyarakat Indonesia. Situs resmi https://www.woodfordschools.org/ menikai persaingan politik saat akan menggelar pemilu seperti ini seharusnya bukan menjadi hal yang tabu lagi.
“Iya tentu saja Ganjar jadi ancaman serius bagi kader lain. Ketika survei-survei menunjukkan elektabilitas Ganjar lebih tinggi jadi ancaman salah satunya buat Puan Maharani. Itu ego politik yang akhirnya muncul ke ranah publik,” kata Ubedillah.
Ubed berpendapat jika Ganjar seolah dipermalukan oleh Puan dan Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto di hadapan kader se-Jawa Tengah. Terlebih lagi Ganjar tidak diundang dalam acara yang dihelat pada Minggu lalu.
Pendapatnya demikian lantaran selama ini ada permasalahan di lingkungan PDIP tidak diumbar ke publik. Dan biasanya ini akan langsung diselesaikan lewat Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Namun sekarang Puan dan Bambang sama sama mengkritik Ganjar di hadapan kader PDIP se-Jawa Tengah dalam acara yang juga diliput oleh awak media. Alhasil , kritik yang dilontarkan keduanya menjadi bahan pemberitaan yang sudah diketahui oleh khalayak luas saat ini.
“Dia [Ganjar] dipermalukan itu. Kan kalau Puan pakai bahasa simbolik. Tapi Bambang Pacul to the point itu. Saya kira Ganjar dipermalukan itu,” kata dia.
Keluarga Sukarno VS Reformis
Peneliti Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai jika konflik internal di PDIP antara Ganjar dan Puan menguatkan adanya slot online friksi di internal PDIP. Friksi yang ia maksud adalah gesekan antara kelompok atau faksi loyalis keluarga Sukarno dengan faksi reformis PDIP yang ingin suksesi di tubuh partai dilakukan lebih terbuka.
“Pergolakan antara kalangan loyalis yang ingin nominasi itu harus ditentukan lewat ‘restu’ dengan kalangan reformis yang ingin nominasi ditentukan lewat meritokrasi,” kata Wasis.
“Kubu yang terakhir ini ingin mencoba meniru jalur Jokowi lewat pelbagai prestasinya,” tambah dia.
Wasis menambahkan bahwa friksi-friksi di internal PDIP juga pernah terjadi ketika kisruh pencalonan wali kota Surakarta di Pilkada 2020 lalu. Pencalonan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka kala itu juga sempat menimbulkan konflik antara DPC Surakarta, DPD Jateng, hingga DPP PDIP.
“Kesimpulannya front ini menunjukkan Jateng sebagai basis tradisional kandang banteng tengah mengalami pergolakan,” kata dia.
Sedangkan menurut Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun , permasalahan yang terjadi antara elite DPP PDIP dan Ganjar hanya dinamika di internal partai. Ia juga menampik anggapan ada kelompok atau faksi yang saling berseteru di balik kritik tajam Puan dan Bambang terhadap Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.
“Saya kembali tegaskan itu bukan faksi, itu dinamika antara pendukung si A, si B. Semakin banyak yang galang dukungan itu semakin baik,” kata Komarudin dalam wawancaranya di CNN Indonesia TV, kemarin.